Rabu, 16 Februari 2022

Model-Model Pengembangan Media Pembelajaran

1. Model ADDIE

Robert Maribe Branch mengemukakan model ADDIE (akronim dari analyze, design,    development, implementation, dan evaluation) sebagai pendekatan atau kerangka kerja yang efektif dan fleksibel dalam pemilihan media pembelajaran adaptif (Branch, 2009). Konsep ADDIE digambarkan sebagai berikut:

Prosedur pengembangan media pembelajaran berdasarkan model ADDIE Branch (Branch, 2009) adalah:

1.    Menganalisis kebutuhan kurikulum baku, kondisi lingkungan belajar, dan target pengguna media,

2.    Merumuskan rancangan media pembelajaran yang sesuai dengan hasil analisis,

3.    Merealisasi rancangan media pembelajaran dengan melibatkan tim pakar atau teman sejawat untuk memberikan masukan,

4.    Menggunakan media pembelajaran adaptif dan meminta umpan balik dari pengguna tentang kualitas media pembelajaran tersebut, dan

5.    Mengevaluasi dan merevisi media pembelajaran (Batubara,2019).


2. Model Dick dan Carey
Dick dan Carey menguraikan pentingnya menggunakan sebuah pendekatan sistematis dalam merancang instruksi. Komponen sistem tersebut meliputi guru, peserta didik, bahan ajar, dan lingkungan belajar.
Efektivitas pendekatan sistematis dalam merancang instruksi adalah untuk memberikan:

    1. Fokus ketika tujuan atau sasaran yang jelas dinyatakan di depan untuk memandu siswa desain instruksi,
    2. Hubungan yang cermat antara setiap komponen, dan
    3. Proses empiris dan dapat direplikasi. 

Model Dick and Carey mencakup langkah-langkah berikut:

    • Identifikasi tujuan instruksional
    • Melakukan analisis instruksional
    • Identifikasi perilaku masuk dan karakteristik pelajar
    • Tulis tujuan kinerja
    • Kembangkan item tes yang mengacu pada kriteria
    • Mengembangkan strategi instruksional
    • Mengembangkan dan memilih bahan ajar
    • Mengembangkan dan melakukan evaluasi formatif
    • Mengembangkan dan melakukan evaluasi sumatif (Khalil,2016).


3. Model Kemp

Merupakan sebuah model yang mengutamakan sebuah alur yang dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan program. Alur tersebut merupakan rangkaian sistematis yang menghubungkan tujuan hingga tahap evaluasi (Pradhana,2014).

Model ini menekankan saling ketergantungan dari setiap langkah dalam proses, menyoroti pentingnya evaluasi, dan mengakui lebih banyak faktor lingkungan dalam pengaturan pendidikan (sumber daya dan dukungan, seperti anggaran, fasilitas, waktu, peralatan, personel dan bahan). Model Kemp juga sangat berguna untuk mengembangkan program instruksional yang memadukan teknologi, pedagogi, dan konten untuk memberikan pembelajaran yang efektif, andal, dan efisien (Ibrahim,2015). 


Model Kemp terdiri dari sembilan elemen yang disusun secara melingkar dalam bentuk bentuk lonjong;



Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa Model Desain Pembelajaran Kemp memiliki karakteristik berikut:

    1. Semua elemen saling bergantung.
    2. Semua elemen dapat dilakukan secara bersamaan.
    3. Pengembang dapat memulai dari mana saja.
    4. Kebutuhan pembelajaran, tujuan, prioritas, dan kendala menentukan solusi instruksional (Ibrahim,2015)

4. Model Borg dan  Gall
Model  ini  dikembangkan  oleh  Walter  R.  Borg  dan  Meredith  D.  Gall (1983).  Model  ini  juga  merupakan  model  prosedural  (cycle).  Model  awal  yang dikembangkan  10  tahap  atau  proses  yang  mesti  dilakukan.  
Kesepuluh  langkah  itu  sebagai berikut. 

    1. Research  and  information  collecting  (Penelitian  dan  pengumpulan  data)
    2. Planning  (Perencanaan)
    3. Develop  preliminary  form  of  product  (Pengembangan  produk  awal)
    4. Preliminary  field  testing  (Tes  dasar  awal)
    5. Main product revision  (Revisi  produk)
    6. Main  field  testing  (Uji  coba  lanjutan)
    7.  Operational  product  revision  (Revisi  produk  lanjutan)
    8. Operational  field  testing  (Uji  coba  lapangan)
    9. Final  product  revision  (Revisi  produk  akhir)
    10. Dissemination  and  implementation  (Diseminasi  dan  implementasi) (Defina,2018).


5. Model ASSURE

ASSURE merupakan sebuah desain pembelajaran yang dirancang untuk difokuskan pada perencanaan  pembelajaran agar terciptanya aktivitas  pembelajaran yang efektif dan efisien, khususnya  pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media dan tekhnologi. Desain pembelajaran model ASSURE lebih difokuskan pada perencanaan pembelajaran untuk digunakan dalam situasi pembelajaran di dalam kelas secara aktual (Iskandar,2020).

 

Model ASSURE terdiri dari 6 tahap yaitu

(1) menganalisis pebelajar,

(2) menyatakan standar dan tujuan,

(3) memilih strategi, teknologi, media dan materi,

(4) menggunakan teknologi, media dan materi,

(5) mengharuskan partisipasi pebelajar,

(6) mengevaluasi dan merevisi (Dewi,2015).



 

REFERENSI  

Akbulut, Y. (2007). Implications of two well-known models for instructional designers in distance education: Dick-Carey versus Morrison-Ross-Kemp. Turkish Online Journal of Distance Education8(2), 62-68.

 

Batubara, H. H., & Ariani, D. N. (2019). Model pengembangan media pembelajaran adaptif di sekolah dasar. Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah5(1), 33-46.

 

Defina, D. (2018). Model Penelitian dan Pengembangan Materi Ajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Indonesian Language Education and Literature4(1), 36-51.

 

Dewi, N. K. R. A., Jampel, I. N., & Agung, A. A. G. (2015). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif IPA Dengan Model Assure Untuk Siswa Kelas VII SMP 1 Sawan. Jurnal Edutech Undiksha3(1).

 

Iskandar, R., & Farida, F. (2020). Implementasi Model ASSURE untuk Mengembangkan Desain Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu4(4), 1052-1065.

 

Khalil, M. K., & Elkhider, I. A. (2016). Applying learning theories and instructional design models for effective instruction. Advances in physiology education40(2), 147-156.

 

Pradhana, D., Hobri, H., & Susanto, S. (2014). PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL DI KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 3 BANGSALSARI TAHUN AJARAN 2012/2013. KadikmA5(1).

Ibrahim, A. A. (2015). Comparative analysis between system approach, Kemp, and ASSURE instructional design models. International Journal of Education and Research3(12), 261-270.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTER : SIFAT KOLIGATIF LARUTAN + CARA MEMBUATNYA

Saat ini, poster online banyak bertebaran di media sosial dan kita seringkali melihat poster muncul di timeline sosmed saat sedang scrolling...